Rabu, 02 Juli 2008

EKSPLOITASI WANITA DALAM IKLAN

NAMA : YULIA AMBAR PRATIWI
NIM : 153060210
ABSTRACT
Wanita mamiliki peran yang sangat penting dalam iklan. Terutama pada iklan-iklan pada produk yang mengharuskan untuk ada peran wanitanya. Sekarang ini banyak sekali iklan yang cenderung mengeksploitasi perempuan. Yang ditampilkan justru bukan dari bagaimana agar komunikasi dalam iklan tersebut efektif, namun malah cenderung menampilkan kemolekan model wanita tersebut. Jadi menurut saya iklan harus mengutamakan sampainya pesan yang efektif kepada audience. Bukannya menampilkan iklan secara berlebihan yang malah cenderung tidak menghargai wanita sebagaimana mestinya.

KATA KUNCI
Etika periklanan, uu perlindungan wanita.

PENDAHULUAN
Sekarang ini marak sekali iklan yang menggunakan peran wanita. Namun iklan tersebut kurang memposisikan perempuan secara sesuai. Atau menurut saya kurang menghormati kaum hawa. Karena cenderung mengeksploitasi mereka secar sensual demi meraup keuntungan bagi sebuah produk yang diiklankan. Dan menurut saya itu kurang tepat digunakan dalam mempromosikan sebuah produk.
Fenomena ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun makin lama tampak semakin mengeksploitir perempuan. Kita dapat melihat hal ini dalam media baik cetak (koran dan tabloid), televisi (iklan dan sinetron) dan internet, semakin lama daya tarik fisik perempuan semakin ditonjolkan. Tubuh dan seksualitas perempuan dijadikan alat komoditi untuk tujuan komersil.
Lihat saja sederetan iklan yang ditampilkan di media televisi. Dari iklan untuk yang menawarkan rokok, minuman penambah energy, obat penambah tenaga dan semangat lembur bagi lelaki, kondom, motor, dll. Banyak produk yang berhubungan langsung dengan perempuan menggunakan media perempuan, semata untuk menarik perhatian. Semua sarat akan eksploitasi tubuh perempuan, sangat merendahkan martabat perempuan serta memberikan contoh pelecehan seksual terhadap perempuan.
Nah, dari sini saya merasa prihatin sekali karena ternyata budaya dari jaman nenek moyang dulu hingga sekarang tidak berubah. Yaitu tetap menganggap bahwa wanita hanya merupakan pendamping pria saja serta sebagai pemuas. Saya merasa tertarik untuk meneliti, ada apa sebenarnya dibalik semua ini (iklan yang masih saja selalu mengeksploitasi wanita).
Pertanyaan yang muncul dari persoalan diatas adalah. Apakah demi tercapainya sebuah iklan yang efektif dan sukses dari suatu produk harus dengan mengeksploitasi tubuh perempuan?? Tidak bisakah insan-insan periklanan membuat iklan yang sekreatif mungkin TANPA melulu memojokkan / merendahkan maratabat perempuan.